Penemuan Manusia Raksasa Kaum 'Ad Umat Nabi Hud AS
Aktiviti
eksplorasi gas wilayah selatan gurun pasir Arab baru-baru ini menemui
tengkorak manusia bersaiz raksasa sangat mengejutkan. Wilayah di gurun
pasir Arab selatan ini disebut "Penempatan kosong" (Empty Quarter atau
Rab al-Khaliy). Fosil manusia raksasa itu ditemui oleh Pasukan The Aramco Exploration.
Sebegaimana
yang dinyatakan oleh Allah SWT dalam Al-Quran bahawa DIA pernah
menciptakan manusia berukuran besar. Mereka adalah kaum 'Ad dimana Nabi
Hud AS diutus di situ untuk menyeru manusia pada kebenaran. Tubuh mereka
berukuran besar, sangat tinggi dan kuat karena itu mereka boleh memeluk
sebuah pohon besar dan mencabutnya.
Kemudian,
setelah Allah memberi kekuatan pada mereka dengan melebihkan mereka
dari umat yang lain, mereka berbalik menjadi umat yang durhaka,
mendustakan serta menentang kenabian Nabi Hud AS. Sebagai hukuman,
mereka kemudian di adzab oleh Allah SWT. Para Ulama Arab Saudi meyakini
penemuan ini adalah kaum 'Ad dari zaman Nabi Hud tersebut.
Demi
keselamatan tapak arkeologi tersebut, tentara Arab Saudi telah menjaga
kawasan penemuan ini dan tak seorang pun dibenarkan memasuki lokasi
kecuali para pegawai eksplorasi Aramco.
Ada
sesetengah pihak yang coba menafikan penemuan ini dengan mengatakan
bahwa gambar ini adalah 'super impose'. Ini adalah cubaan penafian dari
pihak yang ingin menentang kebenaran sejarah yang sebenarnya. Mereka
lebih gemar dan taksub kepada sejarah yang mengatakan manusia hasil dari
evolusi monyet dan beruk. Jadi apa pilihan kamu?
a
Pada
awal tahun 1990 muncul kliping koran dalam beberapa surat kabar yang
terkemuka di dunia yang menyatakan "Kota Legenda Arabia yang Hilang
Telah Ditemui", "Kota Legenda Arabia Ditemukan", "Ubar, Atlantis di
Padang Pasir." Yang membuat penemuan arkeologi ini lebih menarik adalah
kenyataan bahawa bandar ini juga disebut dalam Al-Quran. Ramai
orang, yang sejak dahulu beranggapan bahawa kaum 'Ad sebagai-mana
diceritakan dalam Al Quran hanyalah sebuah legenda atau beranggapan
bahawa lokasi mereka tidak akan pernah ditemui, tidak dapat
menyembunyikan kehairanan mereka atas penemuan ini. Penemuan bandar ini, yang hanya disebutkan dalam cerita lisan Suku Badwi, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu yang sangat mendalam.
Nicholas Clapp, seorang arkeolog amatur yang menemui kota legenda yang disebutkan dalam Al Quran ini. Sebagai
seorang Arabophile dan pembuat film dokumentari berkualitas, Clapp
telah menjumpai sebuah buku yang sangat menarik selama penelitiannya
tentang sejarah Arab. Buku ini berjudul Arabia Felix yang ditulis oleh seorang peneliti Inggris bernama Bertram Thomas pada tahun 1932. Arabia Felix adalah wakil Rom untuk bagian selatan semenanjung Arabia yang sekarang ini mencakup Yaman dan sebagian besar Oman. Bangsa Yunani menyebut daerah ini "Eudaimon Arabia". Sarjana Arab abad pada pertengahan menyebutnya sebagai "Al-Yaman As-Sa'idah" 20.
Semua nama tersebut bermaksud "Arabia yang
Beruntung ", karena orang-orang yang hidup di daerah tersebut di masa
lalu dikenali sebagai orang-orang yang paling beruntung pada zamannya. Jadi apakah yang untung itu?
Keberuntungan
mereka sebahagian berkaitan dengan kawasan mereka yang strategis
menjadi perantara dalam perdagangan rempah -rempah antara India dengan tempat-tempat di utara semenanjung Arab. Di
samping itu, orang-orang yang berdiam di daerah ini menghasilkan dan
mengedarkan "frankincense atau kemenyan" sejenis getah wangi dari pokok langka. Karena sangat disukai oleh masyarakat kuno, tanaman ini digunakan sebagai dupa dalam berbagai upacara keagamaan. Pada saat itu, tanaman tersebut sekurang-kurangnya sama berharganya dengan emas.
Thomas
memaparkan tentang suku-suku yang "beruntung" ini dengan panjang lebar
dan menyatakan bahawa ia telah menemui jejak sebuah bandar purba yang dibina oleh salah satu dari suku-suku ini. Itulah bandar yang dikenali suku Badwi dengan sebutan "Ubar". Pada salah satu perjalanannya ke daerah tersebut, orang-orang Badwi yang hidup di padang pasir itu menunjukkan pusat-pusat usang dan menyatakan bahwa pusat-pusat tersebut mengarah ke bandar kuno Ubar. Thomas, yang sangat berminat dengan perkara ini dan mau mengkaji lebih dalam lagi.
Clapp, setelah mengkaji tulisan Thomas, yakin akan kewujudan bandar yang hilang tersebut. Tanpa banyak membuang waktu, beliau memulai penelitiannya. Clapp membuktikan kewujudan Ubar dengan dua cara. Perta-ma, ia menemukan pusat-pusat yang menurut suku Badwi benar-benar ada. Ia meminta NASA (Badan Luar Angkasa Nasional Amerika Syarikat) untuk menyediakan foto satelit daerah tersebut. Selepas rundingan yang panjang, beliauberhasil membujuk pihak yang berkuasa untuk memotret daerah tersebut.
Clapp meneruskan mempelajari berbagai manuskrip dan peta kuno di perpustakan Huntington di California. Tujuannya adalah untuk menemukan peta dari daerah tesebut. Setelah melalui penelitian singkat, ia menemukannya. Yang ditemuinya adalah sebuah peta yang dilukis oleh Ptolomeus, ahli geografi Yunani-Mesir pada tahun 200 M. Pada peta ini ditunjukkan lokasi sebuah bandar tua yang ditemui di daerah tersebut dan jalan-jalan yang menuju ke kota tersebut.
Sementara itu, beliau menerima kabar bahwa NASA telah melakukan pemotretan. Dalam
foto-foto tersebut, beberapa pusat kafilah dapat di lihat, suatu hal
yang sulit untuk dicari dengan mata kasar, tetapi boleh dilihat sebagai
satu kesatuan dari luar angkasa. Dengan
membandingkan foto-foto ini dengan peta tua yang di tangannya,
akhirnya Clapp menjumpai kesimpulan yang ia cari: pusat-pusat dalam
peta tua sesuai dengan pusat-pusat dalam gambar yang diambil dengan
satelit. Tujuan akhir dari jejak-jejak ini adalah sebuah tapak yang luas yang ditengarai dahulunya merupakan sebuah bandar.
Akhirnya, lokasi bandar legenda yang menjadi subjek cerita-cerita lisan suku Badwi dijumpai. Tidak berapa lama kemudian, penggalian bermula dan peninggalan dari sebuah bandar mulai tampak di bawah gurun pasir. Demikianlah, bandar yang hilang ini disebut sebagai "Ubar, Atlantis di Padang Pasir".
Lalu, apakah yang membuktikan bandar ini sebagai bandar kaum 'Ad yang disebutkan dalam Al Quran?
Begitu runtuhan-runtuhan mulai digali, diketahui bahwa bandar yang
hancur ini adalah milik kaum 'Ad dan berupa tiang-tiang Iram yang
disebutkan dalam Al Quran, karena di antara pelbagai struktur yang
di-gali terdapat menara-menara yang secara khusus disebutkan dalam
Al-Quran . Dr. Zarins,
seorang ahli pasukan kajian yang memimpin penggalian mengatakan bahwa
karena menara-menara itu disebut sebagai bentuk khas bandar 'Ubar,
dan karena Iram disebut mempunyai menara-menara atau tiang-tiang, maka
itulah bukti terkuat sa'at ini, bahwa tapak yang mereka gali adalah
Iram, bandar kaum 'Ad yang disebutkan dalam Al Quran:
Apakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad,
(iaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang
belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain. (QS. Al-Fajr, 89: 6-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.