==================================================================
1. Syariat.Ini
adalah ilmu sama ada ilmu bagi amalan, lahir (feqah) atau ilmu bagi
amalan hati (tasawuf). Ini adalah langkah pertama dalam tertib beramal.
Ia melibatkan ilmu tentang peraturan, hukum-hakam, halal haram, sah
batal dan sebagainya. Ilmu perlu dalam beramal. Tanpa ilmu, kita tidak
tahu macam mana hendak beramal mengikut cara yang Tuhan mahu. Kalaupun
kita sudah cinta dan takut dengan Tuhan dan kita terdorong untuk
menyembah-Nya, kita tidak boleh berbuat demikian ikut sesuka hati kita
atau ikut cara yang kita cipta sendiri. Tuhan tidak terima, kita mesti
ikut cara yang ditetapkan oleh Islam, kita mesti belajar. Amalan tanpa
ilmu itu tertolak. Ilmu atau syariat ini ibarat biji benih.
a. Kurva atas dan bawah :
Perjalanan hidup yang naik turun, di atas dan di bawah Lambang
kehidupan makhluk , Hidup sejati dari Al-Hayyu harus dijalani susah
senang, gembira derita, tawa tangis, Karena hidup perjalanan pada garis
waktu ke depan yang tidak bisa mundur. Dan bukan hidup apabila tidak
melalui dua pasangan kondisi di atas. Karena dengan gelombang naik turun
lah hidup meniti waktu. Tidak ada kekuatan untuk mempertahankan di atas
selamanya, dan di bawah selamanya. Jika ada kekuatan seperti itu malah
akan melawan alam hidup dan merusak dirinya karena akan lepas dari garis
lurus.
b.Garis lurus : Garis
hidup, garis waktu, (shirotol mustaqim) Senang susah perjalanan hidup
disyukuri dan dinikmati Pada Garis lurus pada tuntunan Ajaran Tuhan
sebagai patokan pemandu arah dan pegangan hidup. Sehingga dalam keadaan
senang akan dinikmati lalu disyukuri. Begitu pula dalam keadaan
derita/susah akan dinikmati lalu disyukuri, tanpa keputus asaan. Apabila
lepas dari garis ini maka arah kurva akan hilang karena "hidup" sudah
tidak ada dan tidak dapat mencapi tahapan selanjutnya. Apabila tetap
pada garis maka kurva kehidupan akan kembali pada garis lurus. Dimana
terlahir dimulai pada awal pada garis dan berakhir pada garis pulaSebagaimana
dicontohkan pada kehidupan Rasul,Nabi, Auliya, semuanya mengalami
dinamika turun naiknya kehidupan, namun mereka kokoh pada garis menuju
Tuhan. Jadi hidup tidak dapat diteori kan, tetapai dijalani dan
dinikmati kemudian disyukuri. :susah dan lapar puasa, ngantuknya bangun
subuh untuk sholat, diejeknya berjilbab, bankrutnya usaha, terpilihnya
jadi anggota Dewan dsb
c. 3 kurva di atas + 3 kurva di bawah + 1 garis = 7 jalan
3 kurva di atas + 3 kurva di bawah = berpasangan = Perjalanan Hidup Makhluk
1 = Jalan Menuju Tuhan
2.Tariqat.
Ini
adalah peringkat menghidupkan ilmu menjadi amalan sama ada amalan lahir
maupun amalan hati secara istiqamah dan bersungguh-sungguh. Ilmu
(syariat) yang ada perlu dilaksanakan. Ini dinamakan juga tariqat wajib
dan ia tidak sama maksudnya dengan tariqat sunat yang mengandungi
wirid-wirid dan zikir-zikir yang menjadi amalan sesetengah
pengamal-pengamal sufi. Tariqat ini ibarat kita menanam biji benih tadi
(syariat) hingga ia bercambah, tumbuh dan menjadi sebatang pokok yang
bercabang dan berdaun.
a. Tiga lingkaran :
Tiga
lingkaran masing-masing melambangkan 3 alam (dimensi) pada manusia,
alam perbuatan, alam fikiran, dan alam hati. Tiga alam ini adalah pada
dasarnya memiliki otoritas dalam aktivitasnya. Masing-masing memiliki
aktivitas yang menghasilkan sesuatu yang memiliki beban tanggung jawab
karena adanya otoritas. Perbuatan akan membuahkan amalan lahir yang
menghasilkan buah perbuatan. Pemikiran pun demikian akan menghasilkan
buah pemikiran yang harus dipertanggung jawabkan juga demikian berlaku
untuk hati. Karena memiliki otoritas (kewenangan) dari 3 alam tadi maka
masing-masing dapat beresiko tidak terkendali. Apabila berjalan tanpa
kendali, berjalan masing-masing maka tibalah pada tahap kebingungan yang
akan kotraproduktif, merusak diri, merusak masyarakat, dan lingkungan
akhirnya rusaklah "hidup"nya dan semakin jauh dari TuhanNya. Seakan
lepas dari ikatan masing-masing berjalan sendiri-sendiri sehingga yang
ada kehampaan jiwa, kekosongan hati, kesia-sia an aml perbuatan.
Untuk
itu masing-masing alam harus mampu terkoordinasi dalam garis lurus
menuju Tuhan sebagai kendali acuan masing-masing sehingga berjalan
seiring, harmonis dan seimbang. Yaitu berada dalam kesadaran nilai2
Ketuhanan pada alam perbuatan, alam fikiran dan alam hati.
Lalu
para Auliya memiliki berbagai metode pengendalian 3 alam tadi untuk
melakukan upaya-upaya keras, konsisten agar 3 alam tadi bergerak
sinkron, harmonis, seimbang dalam ikatan tali garis lurus menuju Allah.
Masing-masing metode memiliki karakter yang berbeda disesuaikan dengan
sifat dasar individu. Macam-macam metode yang diformulasikan dalam
bentuk amalan dzikir, doa dan amalan khusus lainnya. Thoreqot itu jalan /
metode/prosedur yang telah disahkan dengan menunjuk keberhasilan dari
pembawanya (Auliya). Untuk menjalani metode ini harus dibimbing oleh
tutor (mursyid) yang akan menilai kemampuan, membimbing hingga tahap
selanjutnya. Sebagaimana dalam Budha pun sebelum menjadi biksu para
biksu senior menilai dulu sifat, karakter, dan karma yang dibawa
(masalah genetik lahir batin) sebelum melalui pendidikan biksu.
b. Lingkaran :
Pada
tahap ini sudah tidak ada gejolak naik turun kurva lagi, namun segala
sesuatu kejadian sudah dilihat secara utuh baik sisi putih dan sisi
gelap. Jadi akan selalu diambil nilai prositif dari putih maupun hitam.
Seluruh penilaian seakan melihat dari atas ke bawah, melihat seluruh
kejadian secara terintegrasi tidak parsial setengah lingkaran dan berada
tanpa larut dalam kejadian itu sendiri (kejadian pada alam perbuatan,
alam fikiran dan alam hati) (titik tengah lingkaran bersentuhan dengan
garis lurus). Dalam objektifitas /kejujuran/ kemurnian/ dengan mengacu
pada penilaian positif kepada Tuhan secara konsisten. Sehingga akan
dicapai pengenalan mendalam tentang "hidup".
3.Hakikat.
Hakikat
adalah buah. Selepas kita ada syariat, kemudian kita amalkan syariat
itu hingga ia naik ke peringkat tariqat, yakni ia menjadi sebatang pokok
yang bercabang dan berdaun, maka kalau cukup syarat-syaratnya maka
pokok itu akan menghasilkan buah. Buah tariqat adalah akhlak dan
peningkatan peringkat nafsu atau pencapaian maqam-maqam mahmudah. Boleh
jadi ia menghasilkan maqam sabar , maqam redha , maqam tawakkal , maqam
tawadhuk , maqam syukur dan berbagai-bagai maqam lagi. Boleh jadi hanya
terhasil satu maqam sahaja (sebiji buah sahaja) atau boleh jadi akan
terhasil beberapa maqam yang berbeda dari satu pokok yang sama. Hakikat
adalah perubahan jiwa atau perubahan peringkat nafsu hasil dari syariat
dan tariqat yang dibuat dengan faham dan dihayati.
4.Makrifat .
Ini
adalah hasil dari hakikat, iaitu hal-hal hakikat yang dapat dirasai
secara istiqamah. Ia adalah satu tahap kemajuan rohaniah yang tertinggi
hingga dapat benar-benar mengenal Allah dan rahsia-rahsia- Nya. Orang
yang sudah sampai ke tahap ini digelar Al Arifbillah.
====================================================================
Kalau di-IBARAT-kan dengan Urusan MAKANAN, maka :
1).SYARI'AT itu.............MENGHAFAL Resep Makanan.
....(TIDAK pernah MEMAKAN semua makanan yang dihafal)
....(Hanya sampai batas meng-HAFAL saja,
....tapi TIDAK pernah me-MAKAN).
.
.
2).THORIQOT itu...........PERJALANAN Makanan dari PIRING
.........................................ke MULUT kita.
....(Kalau Makanan TETAP di Piring....kapan MAKAN-nya?).
.
.
3).HAQIQAT itu.............MEMAKAN (me-RASA-kan) Makanan.
....(Me-RASA-kan NIKMAT-nya).
.
.
4).MA'RIFAT itu.............MENELAN MAKANAN.
.
.
.
.
.
.
Orang2 yang berkecimpung HANYA di Syari'at saja;
Mereka HAFAL semua RESEP Makanan;
Tetapi BELUM pernah memakan Makanan satupun
yang daftarnya tercantum di tumpukan resep2 itu.
.
Padahal NIKMAT itu...barulah bisa diperoleh pada saat MEMAKAN;
BUKAN pada saat Menghafal Resep2.
.
.
Oleh sebab itu diperlukan PERJALANAN (THORIQOT)
agar Makanan bisa sampai di Mulut;
agar bisa merasakan NIKMAT dengan cara MEMAKAN (HAQIQAT).
dan MENELAN (MA'RIFAT).