Rd.Adi Kusuma

Rd.Adi Kusuma

Jumat, 13 Juli 2012

Pesanan Rasulullah Sebelum Tidur

Posted By.Yudha Manggala


SEBELUM tidur, Rasulullah SAW pernah berpesan kepada Saidatina Aisyah :
“Ya Aisyah, jangan engkau tidur, sebelum melakukan 4 perkara iaitu :
  1. Khatam Al Qur’an
  2. Membuatkan para nabi memberi syafaat kepadamu di hari akhirat
  3. Membuatkan para muslim meredhai kamu
  4. Melaksanakan ibadat haji dan umrah.
Bertanya Aisyah :
“Ya Rasulullah, bagaimanakah aku dapat melaksanakan 4 perkara dalam satu masa?”

Rasulullah tersenyum sambil bersabda :

“Jika engkau tidur bacalah Surah Al -Ikhlas 3 kali, (maka ia seolah-olah kau mengkhatamkan Al Qur’an). Dan Bacalah selawat untukKu dan para nabi sebelumku, (maka kami semua akan memberi syafa'at kpdmu di hari kiamat). Dan Beristighfarlah untuk para muslimin (maka mereka semua akan meredhai kamu). Dan perbanyakkanlah bertasbih, bertahmid, bertahlil, dan bertakbir (maka ia seolah-olah kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umrah)”

=============================================
- MAFHUM DARI HADIS

Malaikat Israfil dan sangsakala

Posted By.Manggala Sukma
Malaikat Israfil mempunyai empat sayap, satu sayap di Masyrik, satu sayap di Maghrib, satu sayap menutupinya, dan satu sayap yang digunakan menutupi sesuatu olehnya. Kepala dan wajahnya sangat pucat lantaran takut pada Allah Swt, selalu menyungkurkan kepalanya dengan memandang Arsy, salah satu tiang Arsy pada pundak Isrofil, dan tidaklah dia kuat menanggung Arsy kecuali dengan takdir Allah Swt. Karena sesungguhnya dia itu kecil lantaran takutnya pada Allah Swt, seakan bagai burung sejoli.

http://www.iluvislam.com/v1/includes/jscripts/tiny_mce/plugins/imagemanager/library/ZIKIR.jpg
Apabila Allah hendak menentukan sesuatu pada Lauh maka dibukalah penutup pada wajahnya dan dia perhatikan apa yang ditakdirkan Allah Swt dari ketentuan dan perkara. Dan tidak ada bagi malaikat yang tempatnya dekat Arsy kecuali Isrofil dengan jarak antara tujuh hijab.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmyycJVNXF33wpF0sXN3hM6-SrnxmH3r2v5IVQk-_e-5_-IymMi7p5RbZHcqQiUff0dOspAv55AtvovNFkoqfk8ux8NpmtQ4XmjKfX1Xym0y734yYEkzT8PHjhZcLCnv2nkzCfvbk7eSc/s1600/27038_360698971285_358042856285_4213892_3373_n.jpg
Jarak antara hijab yang satu dengan yang lain sekitar perjalanan 500 tahun. Jarak antara Jibril dan Isrofil terdiri dari 70 hijab. Telah diletakkan sangkakala pada pahanya sebelah kanan, sedang kepala sangkakala itu pada mulutnya. Dia selalu memperhatikan perintah Allah Swt, kapan datangnya, jika telah tiba ditiuplah sangkakala itu dan apabila telah cukup usia dunia maka mendekatlah sangkakala itu pada wajah Isrofil, lalu Ia kumpulkan sayap-sayapnya yang empat itu dan ditiuplah sangkakala itu.

Abu Hurairah bertanya kepada Nabi Saw,"Apakah sangkakala itu Ya Rasulullah?" Baginda Rasulullah Saw bersabda,"Sangkakala itu seperti tanduk yang sangat besar dari cahaya, Demi zat Allah yang mengutus saya dengan sebenarnya sebagai Nabi, besar dari tiap-tiap lubang bulatannya sebesar langit dan bumi."



Allah Swt menjadikan sangkakala yang mempunyai empat cabang, satu cabang di Maghrib, satu cabang di Masyrik, satu cabang dibawah bumi ketujuh yang paling bawah, dan satu cabang diatas langit ketujuh yang paling atas. Dan di dalam sangkakala tersebut terdapat pintu-pintu sejumlah ruh-ruh dan tersapat pula tujuh puluh rumah. Satu rumah terdapat ruh-ruh para Nabi, satu rumah terdapat ruh-ruh para malaikat, satu rumah terdapat ruh-ruh para jin, satu rumah terdapat ruh-ruh hewan-hewan melata seperti semut dan lain-lain sampai genap tujuh puluh rumah dengan tujuh puluh jenis makhluk.

Sangkakala akan ditiup Tiga kali yaitu tiupan kejutan yang menakutkan, tiupan kematian, dan tiupan kebangkitan.

Allah Swt menyuruh Malaikat Isrofil dengan tiupan pertama, maka terkejutlah dan takutlah orang-orang di langit dan di bumi.

Hudzaifah bertanya kepada Rasulullah Saw,"Wahai Rasulullah, bagaimana keadaan makhluk ketika sangkakala ditiup?" Rasulullah Saw bersabda,"Wahai Hudzaifah, demi zat yang diriku dalam kekuasaan-Nya. Disaat sangkakala ditiup tibalah hari kiamat, seseorang telah mengangkat sesuap nasi untuk dimakan tetapi tidak dimakannya, dan pakaian berada dimukanya tetapi tidak dikenakannya, sedangkan gelas terdapat dimulutnya tetapi tidak diminumnya."

Ketika sangkakala ditup sampailah getarannya pada semua penghuni langit dan bumi, maka berjalanlah dan bergeraklah langit, bergoncanglah bumi bagaikan perahu diatas air, setan-setan jadi kebingungan, bintang-bintang berjatuhan pada mereka, matahari terbelah dan langit pecah diatas kepala mereka. Tiap-tiap wanita yang sedang menyusui lupa kepada anak yang sedang disusuinya, tiap-tiap wanita yang mengandung, maka keguguranlah kandungannya, dan semua anak-anak menjadi tua (dewasa), maka mereka ditempatkan sesuai dengan kehendak Allah Swt, dan manusia pada waktu itu dalam keadaan lupa. Keadaan yang demikian ini terjadi hingga 40 hari.

Firman Allah Swt,"Sesungguhnya goncangan pada hari kiamat adalah kejadian yang besar." Kemudian Allah menyuruh Malaikat Isrofil supaya meniupkan tiupan kematian. Maka Ia melakukan tiupan itu, maka matilah semua mahkluk yang di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah yaitu, Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, dan delapan Malaikat penyangga Arsy Maka Allah memerintahkan malaikat Izrail untuk mencabut nyawa mereka semua, dan dia pun melaksanakannya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyIVMrKVvLJraEZJscepz-sziVm7eCOOuhqsY-cQlaBc5-aPkjGgODZiNZjS8VolFqieqZqDx9SXgvley6liPBxpWDkF7IbrxdJx_bNdPj_v6BEeVyr4xB7ozbwASAg274DvrYc6vwsgw/s1600/kiamat+1.jpg
Lalu Allah memerintah malaikat maut untuk mencabut nyawanya sendiri, dan dia pun melakukannya. Sehingga tidak ada satu makhluk pun yang tertinggal, dan bumi rusak selama 40 tahun.

Maka Allah berfirman,"Hai dunia yang hina dina, dimanakah para raja? Dimanakah anak-anak raja? Dimanakah para penguasa yang sombong? Dan dimanakah orang-orang yang menerima pemberianku tetapi mereka menyembah selain Aku? Milik siapakah kerajaan pada hari ini?" Tidak ada satu makhluk pun yang menjawab, maka Dia (Allah) yang menjawab untuk dirinya sendiri melalui firmannya,"Kepunyaan Allah Yang Maha Perkasa."

Kemudian Allah mengirimkan angin Fakim, yang pernah dikirim kepada kaum 'Ad, yang kekuatannya hanya kira-kira sebesar lubang jarum. Maka tidak ada sesuatu pun di atas bumi yang tertinggal, semuanya hancur lebur dibuatnya, sampai menjadi ratalah semua permukaan bumi.

Sebagaimana firman Allah,"Tidak akan engkau temui di bumi bagian yang rendah dan tinggi." Lalu Allah menyuruh langit agar menghujankan air, maka langit pun menurunkan hujan, sehingga air itu sampai di atas segala sesuatu setinggi 12 dzira' kaki. dengan demikian tumbuhlah makhluk seperti pohon kubis, sehingga menjadi sempurnalah kembali jasad mereka dan menjadi seperti semula (menjadi manusia kembali).

Kemudian Allah menghidupkan para malaikat penyangga Arsy, Israfil, Mikail, Izrail, dan malaikat Jibril, yang semuanya hidup kembali dengan izin Allah Swt. Lalu terjadilah tiupan ketiga, yaitu tiupan kebangkitan.

http://tiadahenti.files.wordpress.com/2008/03/solat1.jpg

Keutamaan Berdzikir

Posted By.Manggala Sukma


Allah Ta’ala berfirman:

  • “Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepadaKu, serta jangan ingkar (pada nikmatKu)”. (Al-Baqarah, 2:152).
  • "Hai, orang-orang yang beriman, berdzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan menyebut namaNya)”. (Al-Ahzaab, 33:42).
  • “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung”. (Al-Ahzaab, 33:35).
  • “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaanNya), serta tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (Al-A’raaf, 7:205).

Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

  • ((مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ)).



    Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati. [1]
  • ((أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ))؟ قَالُوْا بَلَى. قَالَ: ((ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى)).


    “Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infaq emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Para sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi”. [2]
  • يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: ((أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ، فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِيْ يَمْشِيْ أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً)).


    Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu, Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila dia ingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika dia menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”. [3]
  • وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ اْلإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِيْ بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. قَالَ: ((لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ)).


    Dari Abdullah bin Busr Radhiallahu’anhu, dia berkata: Bahwa ada seorang lelaki berkata: “Wahai, Rasulullah! Sesungguhnya syari’at Islam telah banyak bagiku, oleh karena itu, beritahulah aku sesuatu buat pegangan”. Beliau bersabda: “Tidak hentinya lidahmu basah karena dzikir kepada Allah (lidahmu selalu mengucapkannya).” [4]
  • ((مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُوْلُ: {الـم} حَرْفٌ؛ وَلَـكِنْ: أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ)).


    “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, akan mendapatkan satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh semisalnya. Aku tidak berkata: Alif laam miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” [5]

  • وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ وَنَحْنُ فِي الصُّفَّةِ فَقَالَ: ((أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيْقِ فَيَأْتِيْ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِيْ غَيْرِ اِثْمٍ وَلاَ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ؟ )) فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ نُحِبُّ ذَلِكَ. قَالَ: ((أَفَلاَ يَغْدُوْ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ، أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ، وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ اْلإِبِلِ)).

    Dari Uqbah bin Amir Radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam keluar, sedang kami di serambi masjid (Madinah). Lalu beliau bersabda: “Siapakah di antara kamu yang senang berangkat pagi pada tiap hari ke Buthhan atau Al-Aqiq, lalu kembali dengan membawa dua unta yang besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa atau memutus sanak?” Kami (yang hadir) berkata: “Ya kami senang, wahai Rasulullah!” Lalu beliau bersabda: “Apakah seseorang di antara kamu tidak berangkat pagi ke masjid, lalu memahami atau membaca dua ayat Al-Qur’an, hal itu lebih baik baginya daripada dua unta. Dan (bila memahami atau membaca) tiga (ayat) akan lebih baik daripada memperoleh tiga (unta). Dan (bila memahami atau mengajar) empat ayat akan lebih baik baginya daripada memperoleh empat (unta), dan demikian dari seluruh bilangan unta.” [6]
  • ((مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ، وَمَنِ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ)).


    “Barangsiapa yang duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, pastilah dia mendapatkan hukuman dari Allah dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah, pastilah mendapatkan hukuman dari Allah.” [7]
  • ((مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ فِيْهِ، وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ)).


    “Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabinya, pastilah ia menjadi kekurangan dan penyesalan mereka, maka jika Allah menghendaki bisa menyiksa mereka dan jika menghendaki mengampuni mereka.” [8]

  • ((مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً)).


    “Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, maka mereka laksana berdiri dari bangkai keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di hari Kiamat).” [9]

    =========================

[1] HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 11/208. Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut:
“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim 1/539).
[2] HR. At-Tirmidzi 5/459, Ibnu Majah 2/1245. Lihat pula Shahih Tirmidzi 3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/316.
[3] HR. Al-Bukhari 8/171 dan Muslim 4/2061. Lafazh hadits ini riwayat Al-Bukhari.
[4] HR. At-Tirmidzi 5/458, Ibnu Majah 2/1246, lihat pula dalam Shahih At-Tirmidzi 3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/317.
[5] HR. At-Tirmidzi 5/175. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 3/9 dan Shahih Jaami’ush Shaghiir 5/340.
[6] HR. Muslim 1/553.
[7] HR. Abu Dawud 4/264; Shahihul Jaami’ 5/342.
[8] Shahih At-Tirmidzi 3/140.
[9] HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan Shahihul Jami’ 5/176. 
==============================================

subhanallah penemu sungai dalam laut masuk islam


Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara TV `Discovery Chanel’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia


Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Captain Jacques Yves Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur dan tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.


Fenomena ganjil itu membuat bingung Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.






Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering di identikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi:


“Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laayabghiyaan…”


Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” Kemudian dibacakanlah surat Al Furqan ayat 53 di atas.


Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, d“Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan”

Artinya: “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.”
Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.


Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.


Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.




Subhanallah… Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim. Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air"

 Bila seorang bertanya,
“Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?”

Rasulullah s.a.w. bersabda,

“Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.” 

===============================================