Tingkatan Wali menurut Kitab Salaf
فَائِدَةٌ فِى تَعْرِيْفِ اْلقُطْب
أَخْبَرَ الشَّيْخُ الصَّالِحُ اْلوَرَعُ الزَّاهِدُ الْمُحَقِّقُ الْمُدَقِّقُ شَمْسُ الدِّيْنِ بْنُ كَتِيْلَةُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى وَنَفَعَ بِهِ آمِيْنَ قَالَ : كُنْتُ يَوْمًا جَالِسًا بَيْنَ يَدِي سَيِّدِي فَخَطَرَ بَبًّالِيْ أَنْ أَسْأَلَهُ عَنِ اْلقُطْبِ فَقُلْتُ لَهُ : يَاسَيِّدِي مَا مَعْنَى اْلقُطْبُ ؟
( Faedah ) mengenai definisi Wali Qutub
telah memberitahukan seorang guru yang sholih, wara` ,
Zuhud, seorang penyelidik, seorang yang teliti yakni Syekh Syamsuddin bin
Katilah Rahimahullaahu Ta’ala menceritakan: “ suatu hari Saya sedang duduk di
hadapan guruku, lalu terlintas untuk menanyakan tentang Wali Quthub. “Apa makna
Quthub itu wahai tuanku?”
فَقَالَ لِيْ : اْلأَقْطَابُ كَثِيْرَةٌ ، فَإِنَّ كُلَّ مُقَدَّمِ قَوْمٍ هُوَ قُطْبُهُمْ وَأَمَّا قُطْبُ اْلغَوْثِ اْلفَرْدِ الْجَامِعِ فَهُوَ وَاحِدٌ
Lalu beliau menjawab kepadaku, “Quthub itu banyak. Setiap
muqaddam atau pemuka sufi bisa disebut sebagai Quthub-nya. Sedangkan
al-Quthubul Ghauts al-Fard al-Jami’ itu hanya satu.
وَتَفْسِيْرُ ذَلِكَ أَنَّ النُّقَبَاءَ هُمُ ثَلَثُمِائَةٌ وَهُمُ الَّذِيْنَ اِسْتَخْرَجُوْا خَبَايًّا النُّفُوْس وَلَهُمُ عَشْرَةُ أَعْمَالٍ : أَرْبَعَةٌ ظَاهِرَةٌ وَسِتَّةٌ بَاطِنَةٌ
Dan penjelasan tersebut : sesungguhnya bahwa Wali Nuqaba’
itu jumlahnya 300. Mereka itu yang menggali rahasia jiwa dalam arti mereka itu
telah lepas dari reka daya nafsu, dan mereka memiliki 10 amaliyah: 4 amaliyah
bersifat lahiriyah, dan 6 amaliyah bersifat bathiniyah.
فَاْلأَرْبَعَةُ الظَّاهِرَةُ : كَثْرَةُ اْلعِبَادَةِ وَالتَّحْقِقُ بِالزُّهَّادَةَ وَالتَّجْرِدُ عَنِ اْلإِرَادَةَ وَقُوَّةُ الْمُجَاهَدَةَ
Maka 4 `amaliyah lahiriyah itu antara lain: 1) Ibadah yang
banyak, 2) Melakukan zuhud hakiki, 3) Menekan hasrat diri, 4) Mujahadah dengan
maksimal.
وَأَمَّا ْالبَاطِنَةُ فَهِيَ التَّوْبَةُ وَاْلإِنَابَةُ وَالْمُحَاسَبَةُ وَالتَّفَكُّرُ وَاْلإِعْتِصَامُ وَالرِّيَاضَةُ فَهَذِهِ الثَّلَثُمِائَةٌ لَهُمْ إِمَامٌ مِنْهُمْ يَأْخُذُوْنَ عَنْهُ وَيَقْتَدُوْنَ بِهِ فَهُوَ قُبْطُهُمْ
Sedangkan `amaliyah batinnya: 1) Taubat, 2) Inabah, 3)
Muhasabah, 4) Tafakkur, 5) Merakit dalam Allah, 6) Riyadlah. Di antara 300 Wali
ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.
ثُمَّ النُّجَبَاءُ أَرْبَعُوْنَ وَقِيْلَ سَبْعُوْنَ وَهُمْ مَشْغُوْلُوْنَ بِحَمْلِ أَثْقَلِ الْخَلْقِ فَلَا يَنْظُرُوْنَ إِلَّا فِى حَقِّ اْلغَيْرِ ، وَلَهُمْ ثَمَانِيَةُ أَعْمَالٍ. أَرْبَعَةٌ بَاطِنَةٌ ،وَ أَرْبَعَةٌ ظَاهِرَةٌ ،
Sedangkan Wali Nujaba’ jumlahnya 40 Wali. Ada yang
mengatakan 70 Wali. Tugas mereka adalah memikul beban-beban kesulitan manusia.
Karena itu yang diperjuangkan adalah hak orang lain (bukan dirinya sendiri).
Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat
lahiriyah:
فالظاهرة : الفتوة والتواضع والأدب وكثرة العبادة ،
Yang bersifat lahiriyah adalah 1) Futuwwah (peduli
sepenuhnya pada hak orang lain), 2) Tawadlu’, 3) Menjaga Adab (dengan Allah dan
sesama) dan 4) Ibadah secara maksimal.
وأما الباطنة فالصبر والرضا والشكر والحياء وهم أهل مكارم الأخلاق
Sedangkan secara Batiniyah, 1) Sabar, 2) Ridla, 3) Syukur),
4) Malu. Dan meraka di sebut juga wali yang mulia akhlaqnya.
وأما الأبدال فهم سبعة رجال ، أهل كمال واستقامة واعتدال ، قد تخلصوا من الوهم والخيال ولهم أربعة أعمال باطنة وأربعة ظاهرة ،
Adapun Wali Abdal berjumlah 7 orang. Mereka disebut sebagai
kalangan paripurna, istiqamah dan memelihara keseimbangan kehambaan. Mereka
telah lepas dari imajinasi dan khayalan, dan Mereka memiliki 8 amaliyah: 4
bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah:
فأما الظاهرة فالصمت والسهر والجوع والعزلة
Adapun yang bersifat lahiriyah: 1) Diam, 2) Terjaga dari
tidur, 3) Lapar dan 4) ‘Uzlah.
ولكل من هذه الأربعة ظاهر وباطن
Dari masing-masing empat amaliyah lahiriyah ini juga terbagi
menjadi empat pula:
Lahiriyah dan sekaligus Batiniyah:
أما
الصمت فظاهره ترك الكلام بغير ذكر الله تعالى
Pertama, diam, secara lahiriyah diam dari bicara, kecuali
hanya berdzikir kepada Allah Ta’ala.
وأما باطنه فصمت الضمير عن جميع التفاصيل والأخبار
Sedangkan Batinnya, adalah diam batinnya dari seluruh
rincian keragaman dan berita-berita batin.
وأما السهر فظاهره عدم النوم وباطنه عدم الغفلة
Kedua, terjaga dari tidur secara lahiriyah, batinnya terjaga
dari kealpaan dari dzikrullah.
وأما الجوع فعلى قسمين : جوع الأبرار لكمال السلوك وجوع المقربين لموائد الأنس
Ketiga, lapar, terbagi dua. Laparnya kalangan Abrar, karena
kesempurnaan penempuhan menuju Allah, dan laparnya kalangan Muqarrabun karena
penuh dengan hidangan anugerah sukacita Ilahiyah (uns).
وأما العزلة فظارها ترك المخالطة بالناس وباطنها ترك الأنس بهم :
Keempat, ‘uzlah, secara lahiriyah tidak berada di tengah
keramaian, secara batiniyah meninggalkan rasa suka cita bersama banyak orang,
karena suka cita hanya bersama Allah.
وللأبدال أربعة أعمال باطنة وهي التجريد والتفريد والجمع والتوحيد
Amaliyah Batiniyah kalangan Abdal, juga ada empat prinsipal:
1) Tajrid (hanya semata bersama Allah), 2) Tafrid (yang ada hanya Allah), 3)
Al-Jam’u (berada dalam Kesatuan Allah, 3) Tauhid.
ومن
خواص الأبدال من سافر من القوم من موضعه وترك جسدا على صورته فذاك هو البدل لاغير، والبدل على قلب إبراهيم عليه السلام ،
Salah satu keistimewaan-keistimewaan wali abdal dalam
perjalanan qoum dari tempatnya dan meninggalkan jasad dalam bentuk-Nya maka
dari itu ia sebagai abdal tanpa kecuali
وهؤلاء الأبدال لهم إمام مقدم عليهم يأخذون عنه ويقتدون به ، وهو قطبهم لأنه مقدمهم ،
Wali abdal ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut
sebagai Quthub-nya.
karena sesungguhnya ia sebagai muqoddam abdal-Nya.
وقيل الأبدال أربعون وسبعة هم الأخيار وكل منهم لهم إمام منهم هو قطبهم ،
Dikatakan bahwa wali abdal itu jumlahnya 47 orang mereka
disebut juga wali akhyar dan setiap dari mereka ada imam dan pemukanya, dan ia
disebut sebagai Quthub-nya.
ثمّ
الأوتاد وهم عبارة عن أربعة رجال منازلهم منازل الأربعة أركان من العالم شرقا وغربا وجنوبا وشمالا ومقام كل واحد منهم تلك ولهم ثمانية أعمال أربعة ظاهرة وأربعة باطنة ،
Kemudian Wali Autad mereka berjumlah 4 orang tempat mereka
mempunyai 4 penjuru tiang -tiang, mulai dari penjuru alam timur, barat, selatan
dan utara dan maqom setiap satu dari mereka itu, Mereka memiliki 8 amaliyah: 4
lagi bersifat lahiriyah, dan 4 bersifat batiniyah:
فالظاهرة :كثرة الصيام ، وقيال الليل والناس نيام ، وكثرة الإيثار ، والإستغفار بالأسحار
Maka yang bersifat lahiriyah: 1) Banyak Puasa, 2) Banyak
Shalat Malam, 3) Banyak Pengutamaan ( lebih mengutamakan yang wajib kemudian
yang sunnah ) dan 4) memohon ampun sebelum fajar.
وأما الباطنة : فالتوكل والتفويض والثقة والتسليم ولهم واحد منهم هو قطبهم
Adapun yang bersifat Bathiniyah : 1) Tawakkal, 2) Tafwidh ,
3) Dapat dipercaya ( amanah) dan 4) taslim.dan kepercayaan, pengiriman, dan dari
mereka ada salah satu imam ( pemukanya), dan ia disebut sebagai Quthub-nya.
وأما الإمامان فهما شخصان أحدهما عن يمين القطب والآخر عن شماله فالذي عن يمينه ينظر فى الملكوت وهو أعلى من صاحبه ، والذى عن شماله ينظر فى الملك ، وصاحب اليمين هو الذي يخلف القطب ، ولهما أربعة أعمال باطنة وأربعة ظاهرة :
Adapun Wali Dua Imam (Imamani), yaitu dua pribadi, salah
satu ada di sisi kanan Quthub dan sisi lain ada di sisi kirinya. Yang ada di
sisi kanan senantiasa memandang alam Malakut (alam batin) — dan derajatnya
lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kiri –, sedangkan yang di sisi kiri
senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak). Sosok di kanan Quthub
adalah Badal dari Quthub. Namun masing-masing memiliki empat amaliyah Batin,
dan empat amaliyah Lahir.
فأما الظاهرة ، فالزهد والورع والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر
Yang bersifat Lahiriyah adalah: Zuhud, Wara’, Amar Ma’ruf
dan Nahi Munkar.
وأما الباطنة فالصدق والإخلاص والحياء والمراقبة
Sedangkan yang bersifat Batiniyah: Sidiq ( Kejujuran hati) ,
Ikhlas, Mememlihara Malu dan Muraqabah.
وقال القاشاني فى اصطلاحات الصوفية :
Syaikh Al-Qosyani dalam istilah kitab kewaliannya Berkata :
الإمامان هما الشخصان اللذان أحدهما عن يمين القطب ونظره فى الملكوت
Wali Imam adalah dua orang, satu di sebelah kanan Qutub dan
dan senantiasa memandang alam malakut ( alam malaikat )
والآخر عن يساره ونظره فى الملك،
, dan yang lainnya ( satu lagi ) di sisi kiri ( wali Qutub )
–, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta
(malak).
وهو
أعلى من صاحبه وهو الذى يخلف القطب ،
dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi
kanan, Sosok di kiri Quthub adalah Badal dari Quthub
قلت
وبينه وبين ما قبله مغايرة فليتأمل
Syaikh Al-Qosyani berkata, diantara dirinya ( yang sebelah
kiri ) dan antara sesuatu yang sebelumnya ( sebelah kanan ) memiliki perbedaan
dalam perenungan
والغوث عبارة عن رجل عظيم وسيد كريم تحتاج إليه الناس عند الاضطرار فى تبيين ماخفى من العلوم المهمة والأسرار ، ويطلب منه الدعاء لأنه مستجاب الدعاء لو أقسم على الله لأبرقسمه مثل أويس القرنى فى زمن رسول الله صلعم ، ولايكون القطب قطبا حتى تجتمع فيه هذه الصفات التى اجتمعت فى هؤلاء الجماعة الذين تقدم ذكرهم انتهى من مناقب سيدي شمس الدين الحنفى
Wali Ghauts, yaitu seorang tokoh besar ( agung ) dan tuan
mulia, di mana seluruh ummat manusia sangat membutuhkan pertolongannya,
terutama untuk menjelaskan rahasia hakikat-hakikat Ilahiyah. Mereka juga
memohon doa kepada al-Ghauts, sebab al-Ghauts sangat diijabahi doanya. Jika ia
bersumpah langsung terjadi sumpahnya, seperti Uwais al-Qarni di zaman Rasul
SAW. Dan seorang Qutub tidak bisa disebut Quthub manakala tidak memiliki sifat
dan predikat integral dari para Wali.
Demikian pendapat dari kitab manaqib Sayyidi Syamsuddin
Al-Hanafi…
الأمناء : وهم
الملامتية ، وهم الذين لم يظهر مما فى بواطنهم أثر علي ظواهرهم وتلامذتهم فى مقامات أهل الفتوة
Wali Umana : Mereka adalah kalangan Malamatiyah, yaitu
orang-orang yang tidak menunjukkan dunia batinnya ( mereka yang menyembunyikan
dunia batinnya ) dan tidak tampak sama sekali di dunia lahiriyahnya. Biasanya
kaum Umana’ memiliki pengikut Ahlul Futuwwah, yaitu mereka yang sangat peduli
pada kemanusiaan.
وفى
اصطلاحات شيخ الإسلام زكريا الأنصاري : النقباء هم الذين استخرجوا خبايا النفوس وهم ثلثمائة
Dalam istilah Syaikh al-Islam Zakaria Al-Anshar ra.: Wali
Nuqoba adalah orang-orang yang telah menemukan rahasia jiwa, dan mereka ( wali
Nuqoba ) berjumlah tiga ratus orang
والنجباء : هم
المشغولون بحبل أثقال الخلق وهم أربعون اهـ
Dan Nujaba mereka disibukan dengan tali beban-beban makhluk
jumlah wali Nujaba Empat puluh orang
قال
: الأفراد هم الرجال الخارجون عن نظر القطب
Berkata Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala :
wali afrod adalah Orang-orang yang keluar dari penglihatan wali qutub artinya
Wali yang sangat spesial, di luar pandangan dunia Quthub.
Para Quthub senantiasa bicara dengan Akal Akbar, dengan Ruh
Cahaya-cahaya (Ruhul Anwar), dengan Pena yang luhur (Al-Qalamul A’la), dengan
Kesucian yang sangat indah (Al-Qudsul Al-Abha), dengan Asma yang Agung (Ismul
A’dzam), dengan Kibritul Ahmar (ibarat Berlian Merah), dengan Yaqut yang mememancarkan
cahaya ruhani, dengan Asma’-asma, huruf-huruf dan lingkaran-lingkaran Asma
huruf. Dia bicara dengan cahaya matahati di atas rahasia terdalam di lubuk
rahasianya. Ia seorang yang alim dengan pengetahuan lahiriah dan batiniyah
dengan kedalaman makna yang dahsyat, baik dalam tafsir, hadits, fiqih, ushul,
bahasa, hikmah dan etika. Sebuah ilustrasi yang digambarkan pada Sulthanul
Auliya Syeikhul Quthub Abul Hasan Asy-Syadzily – semoga Allah senantiasa
meridhoi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.