Rd.Adi Kusuma

Rd.Adi Kusuma

Minggu, 21 Oktober 2012

Muqtada al-Sadr, tokoh anti-Amerika


Muqtada al-Sadr, tokoh Syiah anti-Amerika



Gaya bicaranya meletupkan semangat. Sikap politiknya jelas, dia anti-Amerika Serikat dan pendudukan negara adidaya itu di negeri tercintanya, Irak.


Muqtada al-Sadr mendapat gelar Sayyid di depan namanya, menjadi tanda dia punya garis keturunan Nabi Muhammad. Dia menganut Islam Syiah dan kerap bersinggungaan dengan pemerintah Irak.

Lelaki bertubuh gempal ini membentuk milisi diberi nama Tentara Mahdi. Pasukan itu sering bentrok dengan pasukan Amerika dan pasukan pemerintah Irak. Pada 2006, keluar surat penangkapan untuk dia. Sadr dituding membantai kaum Sunni. Sadr mengasingkan diri ke Iran setahun kemudian, seperti dilansir BBC.

Awal tahun lalu, Sadr kembali ke negaranya berkat peran milisi setianya perlahan menyusup ke pemerintahan dipimpin Perdana Menteri Nuri al-Maliki. Pada 2008 Tentara Mahdi memang diminta untuk melucuti senjata dan membubarkan diri. Selain itu, mereka diberikan kesempatan bergabung dalam pemerintahan. Syiah diberi jatah tujuh menteri dan 39 kursi di parlemen.

Sadr memutuskan masuk pemerintahan dipenuhi semangat baru membentuk Irak lebih baik. "Tapi kita tetap pejuang. Lawan keserakahan dengan sesuatu berarti," ujarnya memberi pidato di Kota Najaf dikeramatkan kaum Syiah sejagat selain Karbala.

Garis keras Sadr perlahan melunak seiring perkembangan politik di negerinya. Dari negeri Mullah, dia tetap memantau Sunni dan Wahabi mulai melunak sikapnya terhadap Syiah. Untuk itu dia menyerukan pendukungnya lebih displin dan tidak meneriakkan slogan-slogan membakar rasa marah saudara seiman itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.