Rd.Adi Kusuma

Rd.Adi Kusuma

Kamis, 02 Agustus 2012

MAKAM SYEIKH BAHAUDIN NAGHSYABANDHI & MASJID-MASJID BERSEJARAH DI BUKHARA


Bukhara adalah sebuah kota di Asia tengah yang melahirkan seorang sufi besar, yaitu Syeikh Bahauddin Naqsybandi. Disana terdapat makam dari Syeh Naqshaband beserta masjidnya. Selain itu, di kota ini juga terdapat keindahan lain dari arsitektur mesjid-mesjid tua yang cukup megah dan penuh dengan nuansa sufistis..
Berikut beberapa Gambar dari keindahan mesjid-mesjid di Bukhara

Makam Syah Naqsyband






























Habib Nuh - Cahaya dari Singapura


Habib Nuh bin Muhammad Al Habsy adalah seorang wali Allah yang telah menghabiskan masa hidupnya di singapura. Makam beliau terletak disebuah bukit, yaitu diPalmer Road, Tanjong Pagar, Singapura.
Habib Nuh Al Habsy berasal dari kedah, malaysia. Beliau berketurunan Rasulullah s.a.w.
mengikuti nasab Ali Zainal Abidin bin Sayidina Hussein r.a.
Tidak banyak yang mengetahui kehidupan beliau diusia muda. Beliau adalah 4 bersaudara,
yaitu Habib Noh, Habib Ariffin dan Habib Zain (kedua-duanya meninggal di Pulau Pinang) dan Habib Salikin, yang meninggal di Daik, Indonesia.

Foto Syeikh Hisyam Kabbani yang menziarahi habib nuh

Beliau menikah dengan Anchik Hamidah yang berasal dari Province Wellesley, Pulau Pinang, mereka dikurniakan hanya seorang anak perempuan bernama Sharifah Badaniah. Sharifah Badaniah kemudiannya berkahwin dengan Syed Mohamad bin Hassan Al-Shatri di Jelutong, Pulau Pinang. Pasangan ini kemudiannya memberikan Habib Noh hanya seorang cucu perempuan bernama Sharifah Rugayah. Dia berkahwin dengan Syed Alwi bin Ali Aljunied dan mereka mempunyai lima anak, dua lelaki dan tiga perempuan bernama Syed Abdul Rahman, Syed Abdullah, Syarifah Muznah, Sharifah Zainah dan Sharifah Zubaidah.

Dari beberapa sumber menceritakan bahwa Habib Nuh sampai ke Singapura tidak lama setelah Sir Stamford Raffles mendarat di pulau itu. Usianya pada waktu itu sekitar tiga puluh tahun. Walaupun beliau telah menghabiskan banyak usianya di Singapura dan meninggal dunia di sana, akan tetapi beliau banyak berdakwah ke Johor Baru dan negeri-negeri lain di Malaysia
Beliau adalah seorang yang amat wara. Waktu malamnya beliau gunakan untuk solat hingga terbit fajar. Dan beliau juga sering berkunjung ke makam-makam untuk selalu mendoakan roh-roh yang telah meninggalkan jasad.
Habib nuh sangat diidolakan oleh masyarakat, baik yang tua, muda dan bahkan anak-anak. Sering orang melihat karamah-karamah beliau. Beliau juga sering memberikan permen dan uang kepada anak-anak, fakir miskin dan yang memerlukan. Habib nuh sangat sayang kepada anak-anak karena mereka adalah ahlul Jannah [ahli Syurga]. Masyarakat sangat senang jika dikunjungi oleh habib nuh, karena akan banyak anak-anak yang datang dam mengambil makanan di warung/kedai mereka, dan itu akan memberikan berkah tersendiri kepada mereka.
Habib nuh mempunyai banyak sekali karamah selama hidupnya. Beliau pernah dipenjarakan oleh penjajah, tapi anehnya Habib Nuh tetap berada di luar penjara, walaupun dalam penjara kaki dan tangannya dirantai beliau masih bisa keluar, sehingga penjajah tidak bisa lagi untuk memenjarakan beliau.
Habib Noh juga terkenal sebagai tabib yang hebat, banyak sekali cerita yang menunjukkan karomah habib nuh disaat mengobati anak-anak. beliau juga tidak segan segan berjalan jauh tuk mengobati. Pernah diceritakan bahwa beliau pernah mengubah air kelapa menjadi air susu dan diberikan kepada anak dari seorang keluarga miskin yang sedang sakit.
Diceritakan lagi bahwa pada satu ketika ada seorang saudagar yang sedang dalam pelayaran ke Singapura. Dalam pelayaran, kapalnya telah dipukul badai yang kencang. Dalam suasana cemas tersebut, saudagar itu berdoa kepada Allah agar diselamatkan kapalnya dari angin ribut tersebut dan dia bernazar jika sekiranya dia selamat sampai ke Singapura dia akan menghadiahkan sebuah kain kepada Habib Nuh. Alhamdulillah, dia dan barang dagangannya diselamatkan Allah dari keganasan angin ribut tersebut. Setibanya di Singapura, dia sangat heran kerana Habib Noh telah sedia menunggu kedatangannya di pelabuhan dan memintanya melaksanakan nazar yang telah dibuatnya di tengah laut itu.

Foto Habib Salim Assatiri yang menziarahi habib nuh

Dalam satu peristiwa lain, ketika sebuah kapal hendak berlayar, muncul Habib Noh di perlabuhan. Habib Noh menahan barang2 yang berharga yang dibawa bersama dalam pelayaran itu. Orang2 tidak senang dengan sikap beliau itu tetapi beliau tetap bertegas;

“Tidak boleh membawa barang-barang yang berharga.”
Beberapa hari kemudian, penduduk Singapura mendapat berita bahwa kapal tersebut telah terbakar dan tenggelam di tengah lautan. Barulah orang2 yang mempunyai barang2 tersebut sadar hikmah dibalik larangan Habib Noh itu.

Pada satu saat ada seorang India Muslim yang balik ke India melewati jalan laut untuk. Dia telah berniat bahwa jika dia kembali ke Singapura dengan selamat, dia akan menghadiahkan kepada Habib Noh satu hadiah. Ketika dia pulang, dia terkejut karena melihat Habib Noh sudah menunggunya di tepi laut.
Habib Noh berkata kepadanya “Saya percaya bahwa anda sudah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada saya.” Terkejut, India Muslim itu berkata, “Katakan kepada saya wahai tuan yang bijaksana, apakah yang tuan hajati dan saya akan dengan senang hati menghadiahkan kepada tuan.”
Habib Noh menjawab, “Saya ingin beberapa gulung kain kuning untuk bersedekah kepada orang miskin, yang memerlukannya dan anak-anak.”
Sambil memeluk Habib Noh, India Muslim itu berkata, “Demi Allah, saya amat gembira untuk menghadiahkan kepada seorang lelaki yang dirahmati Allah karena baik budinya terhadap umat manusia. Berilah pada saya tiga hari untuk menghadiahkannya kepada tuan.”
Habib Nuh al-Habsyi wafat pada hari Jum'at, 14 Rabi`ul Awwal 1283H. Sebelum meninggal, beliau telah mewasiatkan agar dikebumikan di atas sebuah bukit kecil di Jalan Palmer tersebut. Wasiat ini dipandang sedikit aneh karena tempat yang ditunjukkannya itu adalah terpencil dari kuburan orang Islam dan berada di tepian laut. Maka keluarga beliau memutuskan agar jenazahnya dimakamkan saja di tanah perkuburan biasa. Setelah selesai urusan jenazah dan ketika hendak dibawa ke tanah pemakaman biasa, jenazah beliau tidak dapat diangkat oleh orang yang hendak membawanya. Diceritakan puluhan orang mencoba untuk mengangkat jenazah tersebut, semuanya gagal. Akhirnya mereka diperingatkan agar mematuhi wasiat Habib Nuh tentang tempat pengkebumiannya. Maka ketika jenazahnya hendak dibawa ke tempat menurut wasiatnya tersebut, maka orang-orang yang membawanya merasa jenazahnya amat ringan dan mudahlah mereka mengusungnya. Makam beliau tetap terpelihara sehingga sekarang dan menjadi tempat ziarah bagi mereka yang mencintai para Aulia Allah
Banyak sekali cerita dari karamah-karamah beliau yang patut kita teladani dan kita dapat mencontohi jejak langkah beliau dalam mengikuti perjalanan para leluhurnya sambung-menyambung sehingga ke hadhrat JunjunganRasulullahs.a.w.


Sumber:
Tujuh Wali Melayu
Sheikh Hassan Abdullah Al-Khatib, penjaga makam Habib Noh

Kunjungan dan Ziarah Sultan Awliya Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS (2001)


The Naqshbandi Eastern World Tour 2001

Dalam rangkaian tour ke dunia timur, pendiri ISCA, Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani QS dan ketua ISCA, Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS memimpin delegasi ISCA mengunjungi beberapa negara yang dimulai pada awal bulan April 2001. Tour ini bertujuan untuk membangkitkan kembali praktik-praktik tradisional Islam, seperti berziarah ke situs-situs Muslim yang penting, berkumpul bersama dalam mengingat Allah SWT dan berdoa untuk masyarakat umum. Sebagai organisasi keagamaan non-profit yang berbasis di Washington DC, ISCA berusaha untuk mempromosikan Islam sebagai agama yang damai, moderat, toleran, dan adil ke seluruh dunia.

Turki dan Uzbekistan (1-17 April 2001)
Setelah sukses dengan tour ke Afrika pada awal tahun 2001, ISCA kemudian menggagas acara yang bertajuk “The Naqshbandi Eastern World Tour” dan sebagai tujuan pertama adalah Istanbul di Turki dan Uzbekistan, negri kuno bagi kaum Sufi. Dalam sejarah awal Islam, Uzbekistan menjadi pusat pendidikan dan pusat spiritualitas bagi seluruh dunia Muslim. Uzbekistan juga merupakan asal bagi Imam Bukhari QS, Syah Naqsyband QS dan beberapa Syekh Naqsybandi lainnya
Masjid Mufti Uzbekistan terkenal dengan koleksi manuskrip-manuskrip asli yang sangat berharga, salah satunya adalah mushaf suci Al-Qur'an Sayyidina Utsman RA.


Manuskrip tulisan tangan Khwaja Bahauddin Syah Naqsyband QS
Salah satu kegiatan istimewa adalah mengunjungi mushaf suci Al-Qur’an yang pernah dibaca oleh Sayyidina Utsman RA ketika beliau dibunuh oleh para pengkhianat. Mawlana juga melihat manuskrip yang ditulis tangan oleh Syah Bahauddin Naqsyband QS. Kota-kota yang dikunjungi antara lain adalah Tashkent dan Samarqand, yang merupakan tanah para Sahabat, ulama dan Sultan



Masjid dan Museum Amir Timur sebagai penanda kota Bukhara

Berziarah ke makam Imam Bukhari

Makam Syekh Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS di Ghujdawan dekat Bukhara

berdoa di depan makam Syekh Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS

Pintu Ka'bah dari abad ke-6 H. Diceritakan bahwa suatu hari Ka'bah mendatangi Syekh Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS, lalu tawaf mengelilingi beliau dan meninggalkan pintunya sebagai bukti

makam Syah Bahauddin Naqsyband QS, Imam Tarekat Naqsybandi.

makam Syekh Arif ar-Riwakri QS di Riwakar, dekat Ghujdawan
ziarah ke makam Khwaja Mahmud al-Injir al-Faghnawi QS di Qilit, dekat Bukhara
Di Bukhara, yang terdapat Masjid dan Museum Timur, Mawlana dan rombongan berziarah ke makam Imam Bukhari, Khwaja Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS, Syah Bahauddin Naqsyband QS, Khwaja Ali ar-Ramitani QS, Sayyid Muhammad Baba as-Samasi QS, Sayyid Amir Kulal QS, Khwaja Arif ar-Riwakri QS, Khwaja Mahmud al-Injir al-Faghnawi QS, Masjid Bukhara, dan lembah Farghana yang indah, di mana beliau bertemu dengan salah satu awliya besar, Syekh Abdurrauf al-Yamani QS.

Syekh Abdurrauf al-Yamani QS, seorang wali besar dalam Tarekat Naqsybandi yang mempunyai banyak pengikut di Farghana
Sumber : haqqaniindonesia.blogspot.com

Perjuangan Ulama Sufi di Medan Jihad Dalam Menegakkan Islam




































  • Banyak sekali kita dengar dari golongan yang memusuhi dan anti sufi bahwa ulama sufi tidak pernah mengikuti peperangan jihad fisabilillah, mereka hanya sibuk dengan ibadah dan melupakan kewajiban jihad, mereka mencoba untuk menghilangkan sejarah yang pernah diukir oleh pembesar-pembesar sufi yang ikut dalam perjuangan melawan kafir-kafir penjajah negeri islam, mereka memutar balikkan fakta yang ada, selanjutnya mereka membanggakan diri dengan menyebut sebagai pahlawan yang mati-matian menyerang musuh islam dan mengobarkan panji jihad, mereka adalah musuh Amerika yang tidak takut mati, musuh umat kristen yang gagah berani, ditangan mereka berdirinya syari`at, merekalah kelompok yang benar dan berjaya mendapatkan naungan surga.

Tetapi apakah jihad mereka sesuai dengan peraturan al-Qur`an dan sunnah Nabi, kenapa banyak umat islam yang mereka bunuh dengan letupan bom, berapa banyak nyawa melayang dengan serangan bom rakitan yang diledakkan oleh mereka, berapa banyak perempuan yang jadi janda hanya karena tidak faham makna jihad sebenarnya, berapa banyak anak-anak menjadi yatim karena bom bunuh diri, Bali yang indah digoncang oleh bom atas nama jihad mereka, Jakarta yang megah diserang bom atas nama jihad, Besawir Pakistan yang meriah hancur luluh lantah dihantam bom bunuh diri atas nama jihad, Syarmun Syeikh Mesir yang cerah tidak ketinggalan di bom oleh mereka, somalia menjadi tempat darah bersimbah hanya atas nama jihad, yang mati juga orang islam, yang diperangi juga orang islam, inikah jihad mereka, padahal Rasulullah saw melarang kita untuk membunuh kafir Zimmi, bagaimana pula mereka membunuh umat islam?
Para ulama sufi dari dahulunya memang sudah dikenal tangguh di medan perang, mereka tidak pernah takut mengikuti peperangan, tetapi mereka tidak suka membesar-besarkan keikut sertaan mereka di dalam peperangan, karena hal tersebut bisa membuat niat tidak ikhlas. Sebab itulah Imam Bukhari meletakkan hadits niat di dalam bab berjihad fisabilillah, karena niat yang ikhlas dalam bejihad sangat penting sekali, orang yang mati dalam peperangan fisabilillah jika tidak memiliki niat yang ikhlas maka dia mati sia-sia tidak mendapatkan gelar syahid.
Tetapi diantara para Sufi yang mengikuti peperangan melawan kaum kuffar ada terdapat sebagiannya yang telah ditulis oleh sejarah, diantara ulama-ulama sufi yang mengikuti peperangan melawan musuh adalah :
1 - Imam Abu Hasan Syadzili, sebagai Imam Sufi yang teragung, dan telah menggambungkan ilmu hakikat dan syari`at, Qutub pada zamannya, mengikuti peperangan yang terjadi di Kota Mansurah ( Mesir ) pada tahun 642 hijriyah. Walaupun umur beliau telah melewati enam puluh tahun, mata beliau telah buta tetapi tidak mematikan semangatnya untuk menyertai jihad fisabilillah. Siang malam beliau berdo`a agar Allah memberikan kemenangan dalam peperangan melawan pasukan Salib yang datang melalui kota Dimyath. Akhirnya pada suatu malam beliau mendapat kabar gembira dari Rasulullah saw dalam mimpinya tentang kemenangan umat islam. Sulthan ulama izzuddin Abdussalam meminta pasukan Islam mendengarkan kabar gembira dari Syeikh Abu Hasan Syadzili sehingga kabar gembira tersebut menjadi kenyataan yang indah, pasukan salib dapat dikalahkan bahkan Raja Lois IX ditawan oleh umat islam dan diletakkan dirumah Ibnu Luqman dikota Mansurah ini terjadi pada tahun 648, tempat ini masih ada sampai sekarang, syeikh Abu Hasan meninggal dunia pada tahun 656 hijriyah dan dikuburkan di Humaisara. (1 )
2 - Syeikhul Islam Sulthonul ulama al-Mujtahid Izzuddin Abdussalam merupakan seorang sufi yang hebat dan berani, beliau merupakan ulama yang sangat ditakuti dan di segani, tidak hanya ahli dalam ilmu agama tetapi juga ikut tampil didalam peperangan melawan musuh islam, keberaniannya juga terlihat dihadapan para pemerintahan islam yang tidak patuh terhadap ajaran agama, beliau juga selalu mengikuti pengajian Syeikh Abu Hasan Syadzili dan sangat menghormatinya, diantara peperangan yang beliau ikuti adalah :
a ) Peperangan Salib yang terjadi di kota Mansurah menghadang pasukan musuk yang datang melalui kota Dimyath menuju kota Kairo, didalam peperangan ini beliau beserta Syeikh Abu Hasan Syadzili ikut terjun langsung ke medan jihad sehingga tertawannya Raja Lois IX, diantara peristiwa yang sangat dikenang ketika itu adalah teriakan Syeikh Izzuddin kepada angin ketika melihat banyaknya kapal-kapal perang Francis yang menghadap ke dermaga Dimyath, dengan suara yang kuat Syeikh Izzuddin berkata : ” Wahai angin hancurkan mereka “, ketika itu juga angin menghancurkan kapal-kapal perang Francis, sehingga seorang prajurit muslim mengatakan : Segala puji bagi Allah yang telah melihatkan kepada kami dari golongan umat Nabi Muhammad s.a.w yang telah Allah mudahkan untuk menundukkan angin.
b) Peperangan melawan Tatar, ketika itu Tatar telah menguasai Baghdad dan ingin menuju Syam, mendengar kabar kedatangan tentara Tatar yang tidak berprikemanusian dan terkenal biadab, maka Sulthon Saifuddin Quthruz mempersiapkan tentara untuk menyerang pasukan Tatar, tetapi serangan tersebut setelah hari raya, Syeikh Izzuddin menyeru kepada Sulthan agar menyerang mereka ketika bulan ramadhan dan menjanjikannya dengan kemenangan, janji tersebut menjadi kenyataan sehingga pasukan Tatar ( Mongolia ) kalah didalam peperangan A'inul Jalut pada tahun 658 hijriyah. Beliau meninggal dunia tahun 660 hijriyah (2 ).
3 – Pangeran Abdul Qadir al-Jaza`iri, seorang yang ahli didalam ilmu hadits dan tasawwuf yang memiliki sifat tawadhu` dan rendah hati, tetapi tidak ingin negerinya dijajah oleh Francis, beliau menyerang tentara musuh dengan gagah berani sehingga melemahkan pasukan Francis dan keuangan mereka, peperangan ini memakan waktu lebih dari tujuh belas tahun lamanya.(3 ).
4 -Syeikh Ahmad Syarif Sanusi, ketika Syeikh Ahmad telah dilantik menjadi pemimpin Zawiyah Tariqah Sanusiyah pada tahun 1900 Masehi bertepatan tahun 1320 Hijriyah, beliau langsung menyatakan perang melawan musuh Allah penjajah tanah air mereka, gerakan ini membuat pasukkan Francis kewalahan menghadapi serangan pasukan Sanusiyah, ketika itu juga pasukan Italia telah menguasai Barqah, tetapi mendapat perlawanan dari Syeikh Ahmad Syarif Sanusi, perjalanan hidupnya penuh dengan perjuangan sehingga beliau meninggal dengan tenang di kota Madinah setelah datang dari Syam.( 4 )
5 – Umar Mukhtar, seorang tenaga pendidik di Jawiyah Sanusiyah yang telah mengambil Tariqah dari Mursyid Sanusiyah, beliau mengajak murid-muridnya untuk berjihad fisabilillah melawan Italia yang telah menduduki kota Banghazi Libya, beliau telah memerangi Italia sebanyak 263 kali dalam masa duapuluh bulan saja, membuat Pasukkan Italia marah dan mengepung pasukkannya, sehingga banyak tentera islam yang menyertainya jatuh gugur menghadap Allah SWT, akhirnya beliau ditangkap dan dipenjara selama empat hari, kemudian dihukum gantung sampai mati pada tahun 1350 hijriyah.( 5 )
6 – Muhammad Izzuddin Qassam Syadzili, beliau merupakan seorang syeikh Jawiyah Syadzuliyah di gunung al-Adhamiyah dibagian negeri Suria, setelah selesai perang dunia pertama tahun 1918 M negeri Francis menjajah bahagian tepi pantai Suria, ketika itu beliau mengajak para muridnya untuk mengangkat senjata menyerang penjajahan Francis, beliau juga turut perang melawan Israel yang telah menduduki Palestina, pada tahun 1934 meletus revolusi sehingga beliau gugur Syahid dalam peperangan, kemudian dikuburkan di Haifa, murid-muridnya sampai sekarang masih ada dan memiliki pasukkan yang berani didalam peperangan, pasukkan itu adalah Kata`ib Izzuddin Qassam. ( 6 )
Masih banyak lagi pahlawan-pahlawan sufi yang gugur didalam peperangan baik yang dicatat di dalam sejarah maupun tidak tertera, semoga Allah melimpahkan surga kepada mereka dan kita semua.

Catatan Kaki :
( 1 ) Bayanul Jazim Anna Tasawuf litazkiyatil Insan Nahjul Lazim karya Sa`id Abul `As`ad : 132, Tabaqat Syadzuliyah al-Kubra karya Abu Ali Hasan bin Muhammad al-Faasi : 20. Husnul Muhadharah Fi Tarikhi Mesr Wal Qahirah Karya Imam Sayuti : 1 /401.
( 2 ) Bayanul Jazim : 133 , Husnul Muhadharah Fi Tarikh Mesr wal Qahirah : 1 / 142, Maktabah al-`Ashriyah Lubnan.
( 3 ) Bayanul Jazim : 134
( 4 ) Bayanul Jazim : 136
( 5 ) Natsrul Jawahir Wa Dururu Fi Ulama Qarni Rabi` `Asyar :1/939, Bayanul Jazim : 144.
( 6 ) Natsrul Jawahir Wa Dururu Fi Ulama Qarni Rabi` `Asyar : 2 / 1352.

Penulis : al-Ustadz Husni Allangkati Hafidzahullah :
Medan, Sumatra Utara, Indonesia Lahir di Besitang Langkat tarikh 26 Dzulqa`idah 1400 H,Tamat SDN 050780 thn 1992, Ijazah Tsanawiyah Negeri 31 Mei 1996,Ijazah Tsanawiyah Ma`had Musthafawiyah 1997 M, Musthafa,Ijazah Mas 29 Mei 1999 M, Ijazah Lisence Universitas Al-Azhar 2004 M, Ijazah Defloma Master Ma`had Ali Darasat Islamiyah 17 Januari 2007 M, Kuliyah Usuluddin al-Azhar Jurusan Hadits Syarif.

http://ashhabur-royi.blogspot.com

Makam Awlia di India


Assalamualaikum Wr.Wb
         Berikut adalah beberapa foto makam dari Wali-Wali di Tanah India. Sebagai wawasan buat kita di Indonesia. Semoga Allah terus menjaga makam2 tersebut dan memberkahi orang2 yang menziarahinya.
Wassalam.

Sultan-ul-Hind Hazrat Khawaja Moinuddin Chishti aka Khawaja Gharib Nawaz, Ajmer



Sultan-ul-Hind Hazrat Khawaja Moinuddin Chishti aka Khawaja Gharib Nawaz, Ajmer


Ala Hazrat Imam Ahmad Raza Khan, Braeli


Maqam Ala Hazrat Imam Ahmad Raza Khan, Braeli


Hazrat Baqi Bil Allah - Dehli


Hazrat Pir Villayat Inayat Khan - Dehli


Hazrat Bu Ali Shah Qalander - Panipat - India


Hazrat Khawaja Nizamuddin Aulia - Dehli


Hazrat Khawaja Nizamuddin Aulia - Dehli


Hazrat Amir Khusro, Dehli


Hazrat Amir Khusro, Dehli


Hazrat Sarmad Shaheed - Dehli - India


Hazrat Baba Tajuddin Nagpuri - India


Hazrat Bibi Fatima in Dehl


Hazrat Qutbuddin Bakhtiar Kaki - Dehli - India


Demo Mazar of Hazrat Shiekh Ahmad Serhindi (Mujadad Alif Sani) on 1st Floor, Serhind


Hazrat Maulana Naqi Ali Khan, Braeli (Father of M.Ahmed Raza Khan) Sumber: http://www.aulia-e-pakistan.com/International.php